Sabtu, 29 Agustus 2015

Review Assassin's Creed: Rogue - Kisah Sang Pembelot

Assassin's Creed, salah satu franchise andalan Ubisoft ini bisa dikatakan rajin mengeluarkan seri-seri terbaru tiap tahunnya. Untuk tahun 2014 Ubisoft merilis 2 judul sekaligus yakni Assassin's Creed: Unity dan Assassin's Creed: Rogue. Kedua game tersebut memiliki plot cerita dan kualitas grafis yang berbeda. Untuk  judul Assassin's Creed: Unity bercerita seputar Revolusi Perancis dan di fokuskan untuk konsol next gen, sedangkan Assassin's Creed: Rogue memiliki pendekatan cerita yang bisa dikatakan  berbeda dengan seri-seri AC sebelumnya, konflik dalam tubuh Assassin itu sendiri. Dari segi grafis, AC: Rogue tidak adil bila dibandingkan dengan "saudara kembarnya" AC: Unity. Memang, AC: Rogue diproduksi untuk konsol game generasi sebelumnya. So, that's good news bagi gamer PS3, XBOX 360 dan PC (low-mid).

 Tanpa eagle vision, Cormac akan sulit mengetahui keberadaan assassin yang bersembunyi.

Dalam seri-seri AC terdapat plot klasik yakni para Assassin yang memburu para Templar guna mencegah mereka untuk menguasai dunia. Apakah Templar itu memang sepenuhnya jahat? Pertanyaan tersebut segera terjawab di AC: Rogue, adalah Shay Patrick Cormac seorang aset bertalenta assassin yang akhirnya membelot dan bergabung bersama templar. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Cormac memutuskan bergabung bersama Templar? Dan lagi-lagi semua tanda tanya itu segera terjawab setelah kamu memainkan Assassin's Creed: Rogue. :)

 Menjelajahi dinginnya kutub utara, ganasnya ombak dan brutalnya frigate musuh. "Full sail I say! Full sail!!"

Setelah suksesnya seri Assassin's Creed IV: Black Flag, sepertinya Ubisoft enggan meninggalkan konsep "bajak laut" begitu saja pada game terbarunya. Ya! Di Assassin's Creed: Rogue, kamu akan bisa menjelajah lautan, merompak kapal musuh, membangun armada lewat misi Naval Campaign dan tentu saja berburu ikan hiu ataupun ikan paus bersama Morrigan, kapal milik Cormac. Yang menarik dari seri ini adalah setting yang diambil adalah di daerah Eropa Utara yang terkenal sangat dingin. Cormac tidak akan bisa menyelam mencari chest seperti yang dilakukan Kenway di AC IV: Black Flag. That is make sense, mengingat suhu lautan kutub sangat berbeda dengan suhu lautan tropis.

 Gundukan es yang membeku juga berguna ketika Morrigan berhadapan dengan kapal-kapal kelas gunboat atau schooner. Cukup tembak es beku tersebut and see what happens. :)

Pertempuran laut yang epic, teriakan sang kapten Cormac dan para kru-nya merupakan "bumbu" yang membuat game ini menjadi sangat adiktif. Masih seperti seri AC IV: Black Flag, Morrigan juga bisa di upgrade mulai dari daya tahan terhadap serangan meriam musuh, daya hancur mortar dan meriam, fire barrel dan harpoons, tentu saja untuk berburu ikan yang lebih ganas.

 Pertempuran laut yang seru. Shoot the Frigate ship, why not?

With fully upgrades and good strategy, Morrigan become unbeaten ship in the AC: Rogue world!

 Pemandangan kota London abad 18.

Tak hanya dilautan, AC: Rogue juga menyuguhkan beragam qust mission seperti melindungi tokoh templar dari serangan para assassin yang datang secara tiba-tiba. Beragam collectible yang tersebar, membuat gamer betah berjam-jam di depan layar monitor hanya untuk mengumpulkan chest, shanty (lagu untuk kru kapal), relic, peta harta karun dan masih banyak lagi.
What the *%$# !

Memang yang selalu menarik dari franchise Assassin's Creed adalah di segi cerita. AC: Rogue merupakan penghubung antara AC III dengan AC IV: Black Flag. So, masuk akal jika Haytham Kenway hadir lagi pada seri ini. Dengan kualitas grafis dan gameplay yang tidak begitu berbeda dengan AC IV: Black Flag, memang AC: Rogue masih kalah dibanding saudaranya AC: Unity. Tapi dengan racikan plot cerita yang berbeda dari biasanya ini menjadikan AC: Rogue memiliki nilai jual tersendiri. Bagaimana dengan anda? Apakah sudah bosan memburu templar?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar